Kalau dibilang terlambat memang iya, karena jika dibandingkan dengan Amerika, penetrasi pengguna internet dan apalagi e-commerce, Indonesia masih jauh tertinggal. Tetapi Indonesia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan booming nya e-commerce. Dilihat dari semakin banyaknya marketplace online lokal dan asing yang membuka lapaknya di Indonesia. Komunitas e-commerce juga semakin banyak dan pemahaman masyarakat terhadap belanja online sedikit demi sedikit mulai terbiasa.
Kalau kita lihat proses nya dari
awal pertama kali e-commerce itu ada , Indonesia sebenarnya tidak terlalu lama start. Contohnya saja
Bhinneka.com dan sanur.com yang pada tahun-tahun 1995 an mereka berjaya, tetapi hanya bhinneka yang masih eksis sampai sekarang. Namun karena penetrasi pengguna internet Indonesia masih sangat kurang, ya transaksi jual beli online juga masih minim.
Saya sebut di dekade pertama e-commerce ahir tersebut sebagai tahap awal/perkenalan.
Lalu masuk pada dekade 2000an, muncul forum jual beli di kaskus, disusul
tokobagus,
tokopedia,
krazymarket,
juale, belum lagi daily deals yang sampai saat ini sudah sekitar 20 an website. Ini perkembangan yang sangat luar biasa, apalagi didukung oleh pengguna internet yang selalu naik signifikan setiap tahun di era 2000an. Masyarakat juga mulai teredukasi secara sendirinya tentang praktik jual beli online. Omset transaksi yang terekam sampai tahun 2009 oleh IDC sebuah badan independen, tercatat Rp 35 trilliun, itu kemungkinan belum tercatat semuanya, karena justru yang lebih besar transaksi dan deals business terjadi via email. Nah, pada tahp dekade ini adalah
tahap perkenalan dan pertumbuhan.
Di tahun selanjutnya 2010 dan 2011 ini, sebut saja
multiply,
rakuten, dan
e-bay mulai menggarap pasar Indonesia (belum sama
amazon loh neh??hehehe), mereka adalah pemain asing yang sudah berhasil di ranah international. Siap untuk bermain di pasar lokal bersama pemain lokal yang sudah mulai bermunculan bak jamur. Dan pada tahun tahun sekarang memang peminat e-commerce sangatlah banyak. Pasar juga sudah mulai terbentuk, masyarakat awam dan para netizen (masyarakat online) juga sudah mulai sangat tertarik dengan metode jual beli online. Nah setelah melihat fakta-fakta yang ada,
menurut prediksi pada tahun 2013, pasar e-commerce di Indonesia sudah tumbuh cukup dewasa dan siap tinggal landas, dan e-commerce mulai berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari perdagangan.
Namun ada beberapa hal yang menjadi point penegasan, yaitu kepastian regulasi yang jelas (dari pemerintah), jaminan transaksi yang aman (dari vendor). Nah point terakhir ini yang di Indonesia masih belum ada vendor yang memang benar2 mengkhususkan sebagai metode pembayaran yang pas dan cocok dengan ekosistem dan masyarakat Indonesia. Karena tidak mungkin kita mengandalkan pada metode konvensional seperti transfer rekening, penggunaan rekening bersama / pihak ketiga, dan COD (cash on Delivery). Satu, cukup ribet, yang kedua sudah ketinggalan jaman (walaupun pada saat ini masih banyak digunakan, kita maklumi karena untuk memperkenalkan metode transaksi e-commerce), harus dicari solusi yang pas. Kita bisa anut seperti membayar sebuah cup cappucino, kita hanya menunjukkan tanda bukti pembayaran lewat sms berupa barcode, yang pembayaran nya sudah kita lakukan via handphone kita, ini terjadi di strabucks cafe di Amerika. Tapi di Indonesia juga sudah ada T-cash, solusi cukup bagus, namun perlu dikembangkan lagi agar sesuai dengan pola budaya e-commerce yang telah berjalan.