Hmm pengalaman pagi yang kurang nyaman. Tepatnya pagi hari senin ini (15 desember 2008) sekitaran jam 7 an pagi berniat untuk pulang dari menginap dari tempat temen di deket SMP 6 Jetis Jogja. Kebetulan emang senin ini gak ada acara alias free. Hmm sudah pagi buta ujan pula, alamat pakai jas ujan yang ribet neh..kebetulan ferarri ku gak kubawa jadi ku pakai "pedro" yang cute abis ajah buat mobile hehehehe.......
OK begitu keluar dari gang menuju ke jalan AM Sangaji, beff..... sudah lama saia tak melihat antrian panjang kendaraan dari arah utara maupun selatan, panjang amir pokoke..., hemmm ya dah nylempit nylempit cari gang senggol ajah. masuklah dan keluar lewat ke arah UGM, lalu seperti biasanya rada macet but it's ok masih bisa ditolerir, begitu sampai pertigaan jembatan layang, beff....., antri dari lampu traffic light duta wacana mpe pertigaan lab paramita (tau sendiri neh hampir 1 km lebih huff...). Mpe merayap di atas jembatan layang pas banget buat yang lagi belajar nyetir hehehe. Hmm mau lewat bawah jembatan juga padatnya minta ampun (kayaknya gak ngepek tuh ada jembatan sama-sama macet). akhirnya tetep layaknya pembalap serong kiri serong kanan, akhirnya gak sabar masuk gang senggol lagi dan keluar dari kerumunan kendaraan yang berebut jalan itu. Hmm sedikit bernapas lega, ups tapi begitu lewat Mandala krida wah parah neh jalan kecil malah padetnya bukan maen, muter lagi lewat gang senggol.
Begitu keluar mendapati suatu perempatan di deket ex-GOR Amngrogo, wah ini yang bikin ak sebel. Masih mending macet tapi masih tau aturan, la ini dah macet orang-orangnya gak sabaran, pokoknya terjadi penumpukan kendaraan di satu titik tengah perempatan dan akhirnya gak ada yang bisa gerak kecuali sebagian motor. Aku ambil kesimpulan ini keadaan bahwa gak ada yang taat bener pada lampu traffic, gak disiplin pada lampu traffic, mungkin dah menyala merah tapi tetep aj nerobos, ya mungkin karena mereka terburu-buru, di satu sisi jalan yang lain mungkin sudah menyala hijau dan traffic kendaraan nya padet dan terjadi cross di tengah akhirnya ya gak bisa bergerak satu sama lain. Melihat keadaa tersebut aku cuman ketawa aj, dalam hati berkata orang-orang ini pada bloon dan gak disiplin semua, nah lo akibatnya makan sendiri. Kondisi yang memusingkan hahahaha.
Hmmm...baru tersadar dari keadaan diatas, orang jogja belum bisa menerima suatu keadaan dimana macet itu sebuah rutinitas, bukan seperti di Jakarta yang macet sudah menjadi sarapan pagi orang-orang. Mungkin karena di jogja hanya waktu-waktu tertentu saja mengalami kemacetan. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa jgja semakin padat dan prediksi pada tahun 2015, 30 % jalan di jogja bakal macet dan pada tahun 2025 naik menjadi 50%, ini data dari sebuah koran lokal, koran harian jogja. Nah lo....,tapi tenang, semua ada solusinya. Para pakar yang sudah berkonsultasi dengan yang mempunyai kepentingan pembangunan Jogja, sudah di progress dan disepakati (walaupun masih dalam wacana) bahwa akan ditambah armada bus trans jogja, shelter dan jalurnya sehingga semua jalan kemungkinan dilewati.
Bukan hanya itu saja, monorail dan term listrik bakal hadir di jogja mulai tahun 2015 (diusahakan). Hmm solusi yang bagus, tapi sebaiknya juga dibarengi dengan undang-undang pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor, sehingga semuanya saling mengisi dan memberikan hasil yang maksimal. Kita coba lihat saja nanti aplikasinya. Beberapa waktu lalu pernah direncanakan bahwa ada transportasi kereta massal kayak MRT pada awal-awal tahun 2000an, dan sudah mau terlaksana, kereta juga sudah siap diimpor dari austria, tapi karena sesuatu hal kahirnya ditunda. Hmm....dipikir-pikir jogja neh sudah maju ya ketimbang kota lain, hanya saja karena mungkin "dana" yang kurang mencukupi jadi program-program tersebut kurang bisa direalisasikan kemarin dulu. Kita lihat saja kota jogja besok akan semaju apa khususnya dalam bidang transportasi akomodasi ketimbang kota-kota lain. Sok atuh, monggo jadilah pioner dan trendsetter jangan jadi follower...
OK begitu keluar dari gang menuju ke jalan AM Sangaji, beff..... sudah lama saia tak melihat antrian panjang kendaraan dari arah utara maupun selatan, panjang amir pokoke..., hemmm ya dah nylempit nylempit cari gang senggol ajah. masuklah dan keluar lewat ke arah UGM, lalu seperti biasanya rada macet but it's ok masih bisa ditolerir, begitu sampai pertigaan jembatan layang, beff....., antri dari lampu traffic light duta wacana mpe pertigaan lab paramita (tau sendiri neh hampir 1 km lebih huff...). Mpe merayap di atas jembatan layang pas banget buat yang lagi belajar nyetir hehehe. Hmm mau lewat bawah jembatan juga padatnya minta ampun (kayaknya gak ngepek tuh ada jembatan sama-sama macet). akhirnya tetep layaknya pembalap serong kiri serong kanan, akhirnya gak sabar masuk gang senggol lagi dan keluar dari kerumunan kendaraan yang berebut jalan itu. Hmm sedikit bernapas lega, ups tapi begitu lewat Mandala krida wah parah neh jalan kecil malah padetnya bukan maen, muter lagi lewat gang senggol.
Begitu keluar mendapati suatu perempatan di deket ex-GOR Amngrogo, wah ini yang bikin ak sebel. Masih mending macet tapi masih tau aturan, la ini dah macet orang-orangnya gak sabaran, pokoknya terjadi penumpukan kendaraan di satu titik tengah perempatan dan akhirnya gak ada yang bisa gerak kecuali sebagian motor. Aku ambil kesimpulan ini keadaan bahwa gak ada yang taat bener pada lampu traffic, gak disiplin pada lampu traffic, mungkin dah menyala merah tapi tetep aj nerobos, ya mungkin karena mereka terburu-buru, di satu sisi jalan yang lain mungkin sudah menyala hijau dan traffic kendaraan nya padet dan terjadi cross di tengah akhirnya ya gak bisa bergerak satu sama lain. Melihat keadaa tersebut aku cuman ketawa aj, dalam hati berkata orang-orang ini pada bloon dan gak disiplin semua, nah lo akibatnya makan sendiri. Kondisi yang memusingkan hahahaha.
Hmmm...baru tersadar dari keadaan diatas, orang jogja belum bisa menerima suatu keadaan dimana macet itu sebuah rutinitas, bukan seperti di Jakarta yang macet sudah menjadi sarapan pagi orang-orang. Mungkin karena di jogja hanya waktu-waktu tertentu saja mengalami kemacetan. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa jgja semakin padat dan prediksi pada tahun 2015, 30 % jalan di jogja bakal macet dan pada tahun 2025 naik menjadi 50%, ini data dari sebuah koran lokal, koran harian jogja. Nah lo....,tapi tenang, semua ada solusinya. Para pakar yang sudah berkonsultasi dengan yang mempunyai kepentingan pembangunan Jogja, sudah di progress dan disepakati (walaupun masih dalam wacana) bahwa akan ditambah armada bus trans jogja, shelter dan jalurnya sehingga semua jalan kemungkinan dilewati.
Bukan hanya itu saja, monorail dan term listrik bakal hadir di jogja mulai tahun 2015 (diusahakan). Hmm solusi yang bagus, tapi sebaiknya juga dibarengi dengan undang-undang pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor, sehingga semuanya saling mengisi dan memberikan hasil yang maksimal. Kita coba lihat saja nanti aplikasinya. Beberapa waktu lalu pernah direncanakan bahwa ada transportasi kereta massal kayak MRT pada awal-awal tahun 2000an, dan sudah mau terlaksana, kereta juga sudah siap diimpor dari austria, tapi karena sesuatu hal kahirnya ditunda. Hmm....dipikir-pikir jogja neh sudah maju ya ketimbang kota lain, hanya saja karena mungkin "dana" yang kurang mencukupi jadi program-program tersebut kurang bisa direalisasikan kemarin dulu. Kita lihat saja kota jogja besok akan semaju apa khususnya dalam bidang transportasi akomodasi ketimbang kota-kota lain. Sok atuh, monggo jadilah pioner dan trendsetter jangan jadi follower...
0 comments:
Post a Comment
Hai teman, gunakan nama dan URL kamu sehingga bisa saya link back lagi nanti, terimakasih