Hmmm....mungkin ini gosip hangat yang lagi "in" sekarang. Kalo teman-teman mencermati sebuah produk yang baru gembar-gembornya diekspose lewat media iklan Televisi. Hampir tiap menit, iklan itu ada. Ya, yang saya maksud adalah ice cream magnum. Kalau dilihat dari segi kualitasi klan, lumayan bagus. Dengan mendeskripsikan seorang yang baru memakan ice cream dan setelah dia memakan ice cream tersebut seolah-olah menjadi seorang bangsawan/ratu yang dihormati dan disegani. Cukup elegan dan membawa nuansa yang tinggi. Tapi ada sedikit aneh menurut saya disini, bahwa iklan sudah membabi buta keluar di televisi, tapi sampai ke lapangan produknya minim bahkan gak ada stok. Minimarket yang saya kelola pun sudah berkali-kali menanyakan ke distributor nya memang tidak ada stok dari pusat. Costumer juga sudah banyak yang menanyakan dan sampai menggeleng-gelengkan kepala saking terheran-heran dengan perilaku "magnum" ini.
Kalau menurut pandangan saya bahwa mungkin ini disengaja oleh pihak pusat yang memproduksi atau mendistribusikan ice cream magnum tersebut, mungkin mereka ingin menciptakan pola marketing yang sedikit beda kalau menurut saya, dengan menahan pendistribusian ice cream magnum ke pasaran. Dan arah pola word of mouth yang kemungkinan akan dituju. Dengan skenario menahan sedikit lama distribusi magnum nya dan menciptakan pasar yang sibuk mencari-cari produk tersebut, dan pada akhirnya selalu diperbincangkan oleh pasar tersebut. Cukup brilian, dan menurutku ini termasuk hal yang berani dengan segala resiko yang ada, karena dihadapkan pada image produk tersebut. Tapi mungkin juga saya yang kurang tepat menyimpulkan hal tersebut. :)
Terlepas dari itu semua, pola pengembangan marketing word of mouth memang sangat bagus untuk mempromosikan dan membuat lonjakan penjualan suatu produk. Ini sudah dibuktikan Kecap Bango dengan Parade masakan nusantara nya, Mizone dengan Flashmob nya, Pantene dengan pemilihan bintang pantene nya, dll. Tapi perlu diingat, kekuatan word of mouth yang berkali-kali lipat akan menjadi bumerang jika tidak direncanakan dengan matang, dengan menggunakan media omongan dari orang satu ke orang lain yang telah mencoba produk tersebut, akan cepat sekali tersebar berita kebaikan atau keburukan produk tersebut, karena menurut survey, orang lebih kuat untuk mempercayai orang terdekat yang sudah pernah memakai produk tersebut ketimbang lewat iklan di media.