Apa yang kita bisa pelajari dari perjuangan bangsa Korea dan
pengembangan ekonominya?
Survive
in every time (Learn)
Banyak hal yang bisa kita petik sebagai pelajaran dan cambukan
bagi kita bangsa Indonesia memamandang kesuksesan yang begitu hebat bangsa
Korea dari dekade ke dekade menantang zaman.
![]() |
Seoul city view (resource:internet) |
Korea selatan menjadi besar seperti sekarang adalah karena
dukungan lingkungan internal dan eksternal yang secara “paksa” mengharuskan
Korea Selatan untuk berubah. Jika dilihat dari sejarahnya kekaisaran terakhir runtuh
pada tahun 1910 yang dianeksasi oleh Jepang, lalu berlanjut pada setelah perang
dunia ke dua, Korea secara umum dibagi menjadi dua yaitu Korea Selatan (dibawah
pengaruh USA) dan Utara (dibawah pengaruh Uni Soviet). Memberikan sejarah
perjalanan panjang yang cukup kelam karena selalu dirundung ketidakpastian
iklim politik dan ekonomi di wilayah Korea. Mereka sebenarnya menghadapi
kekuatan yang mengepung wilayahnya dari timur ada Jepang yang selalu
“berperang” dari sektor ekonomi. Dari utara, saudara “tiri”mereka sendiri yaitu
Korea Utara yang tidak segan-segan setiap waktu menyerang Korea Selatan dengan
kekuatan militer yang lebih hebat. Lalu di barat ada gempuran negara Cina dalam
hal perdagangan. Hal ini menjadi suatu faktor utama Korea Selatan mau tidak mau
harus berbenah dan berubah memposisikan diri sebagai negara yang lebih kuat dari
sektor ekonomi pada umumnya.
2. Keterbatasan Sumber daya alam menjadi
faktor lain yang membuat Korea Selatan berpikir dan bekerja keras untuk tetap
hidup di tengah kondisi dunia yang tidak menentu. Korea Selatan memberi bukti bahwa
dengan keterbatasan yang ada berhasil menjadi salahsatu yang terdepan dalam
ekonomi. Mereka akhirnya fokus pada ekonomi yang berbasis teknologi seperti
elektronik rumahtangga, kendaraan mobil, sampai pengaruh budaya K-Pop yang
menjadi demam sampai Indonesia.
3. Budaya satu Korea Selatan yang kuat
adalah menjadi faktor pendorong yang sangat kuat. Korea Selatan menjadi jelas
identitasnya dengan satu suku utama yang menjadi semacam faktor kepercayaan
diri yang kuat untuk bersatu dan memajukan Korea Selatan.
4. Pemimpin Korea Selatan juga mampu
mengolah manajemen krisis yang sangat hebat ke semua lini sektor kehidupan
warga Korea Selatan bahwa “kita berada di kehidupan yang tidak pasti, namun kita harus
memastikan diri untuk menjadi yang terdepan di dunia”, mungkin kata-kata itu
yang selalu ada di benak tiap warganya.
5. Budaya kerja keras bangsa Korea
Selatan. “Bbalri-bbalri”
atau “cepat-cepat” menjadi sebuah jargon yang selalu dikatakan sehari dua kali
oleh orang Korea Selatan untuk memacu “adrenalin” dalam mereka menyelesaikan
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu hari. Ada yang unik dalam konsep
“menyelesaikan pekerjaan” oleh warga Korea Selatan, mereka selalu menyelesaikan
satu pekerjaan dalam satu hari dan tidak ada pemisahan status kehidupan pribadi
dan pekerjaan. Dalam hal ini ya mereka bisa saja menginap di kantor dan membawa
urusan pribadi dikantor, kalau dibanding dengan ekstrimisme orang Amerika
sekalipun tidak demikian. Mungkin ini bisa jadi hal positif (pekerjaan cepat
selesai) dan negatif (tidak ada privasi pribadi). That’s them call “we are
South Korea!”
Bagaimana Indonesia mampu mengejar ketertinggalan ekonomi
dibanding Korea?
Follower
or trendsetter for Indonesia to catch up the South of Korea?
Sebenarnya
banyak hal yang bisa dijadikan “senjata” bagi Indonesia untuk mengejar
ketertinggalan dari Korea Selatan seperti sumber daya alam melimpah, penduduk
yang padat, tingkat usia produktif yang lebih banyak ketimbang usia lanjut
(tidak seperti di Jepang). Namun yang terjadi malah sebaliknya, Indonesia saat
ini mengalami sakit kronis yang harus cepat diobati. Korupsi merajalalela,
krisis kepemimpinan, tidak mempunyai visi yang jelas, dan merasa berada di zona
nyaman yang justru pada akhirnya membuat semuanya tak berkembang malah mundur!
Kalau bisa dibandingkan dengan Korea Selatan pada dekade 70-an, kondisinya sama
dengan Indonesia pada saat ini.
Namun
apakah dengan perbandingan semacam itu 30 tahun lagi Indonesia bakal maju
seperti Korea Selatan? Bisa dikatakan “benar” jika harus ada revolusi
secara besar-besaran dari segala lini, menciptakan manajemen
krisis yang tepat dan pemimpin yang tegas dan konsisten, birokrat
yang jujur dan loyal dalam bekerja untuk negara. Karena pada saat ini
sumber-sumber ekonomi sebagian besar “dijajah” oleh bangsa asing, pemimpin yang
berjiwa besar harus berani mengambil keputusan untuk menasionalisasi kembali
sumber tersebut dan memberikannya pada tangan-tangan putra-putri Indonesia.
Jangan bicara kualitas dulu yang penting semangat dalam membangun, bekerja
keras, dan loyalitas pada negara itu modal utamanya, dan disayangkan satu poin
terakhir tersebut tidak banyak ada pada pribadi masing-masing. Kualitas itu
mengikuti dibelakangnya. Tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam yang ada
namun juga kulaitas sumber daya manusia yang perlu diasah dan dijadikan “kekuatan
utama” dalam membangun bangsa. Kalau boleh dibilang bangsa Indonesia itu pintar
dan kreatif itu ada benarnya namun disayangkan tidak ada media yang tepat dan
pas untuk memanfaatkan “orang-orang pintar” tersebut. We don’t have a lot of
“the right man in the right place!”.
Pada
intinya kalau kita tidak berpegang pada Pancasila kembali, akan sangat susah
Indonesia bisa maju seperti bangsa-bangsa lain. Karena hanya Pancasila yang
bisa menjadi dasar negara yang tepat untuk membangun bangsa dan negara ini. Kesimpulannya
Indonesia itu bisa berubah dan bergerak maju dengan modal yang saya paparkan
sebelumnya namun jika kondisi pengelolaan manajemen strategi yang tidak tepat
dan kepemimpinan yang mlempem seperti sekarang, tinggal tunggu
kehancuran negara ini saja. Apa perlu hancur dulu baru berbenah dari awal?
Apa yang menjadi tantangan bisnis keluarga di Indonesia untuk
berkembang dan bertahan di lingkungan bisnis yang kurang didukung negara?
Challenge to be winner for family
company in Indonesia
Perlu
diketahui perusahaan-perusahaan besar di Indonesia sekarang adalah merupakan
perusahaan keluarga yang dibangun dari nol. Mereka memberikan kontribusi besar
bagi negara dalam hal ekonomi. Kalau dilihat kebanyakan taipan-taipan di
Indonesia adalah berasal dari keluarga-keluarga keturunan China. Itu berkembang
mula pada zaman Soeharto yang memberikan angin segar bagi perusahaan keluarga
dari kalangan keturunan Tionghoa tersebut untuk berkembang. Pada saat ini mereka
menguasai lini sektor penting pada retail, produk rumahtangga, rokok, sampai
perumahan.
Kalau
dibanding dengan Korea Selatan, mereka ada Samsung, LG, Lotte Mart, atau
Hyundai yang berawal dari bisnis keluarga berkembang menjadi sebuah kerajaan
bisnis besar Korea Selatan yang di back-up sepenuhnya oleh pemerintahnya dengan
membentuk konsorsium konglongmerasi dewan Chaebol. Kelebihannya memang pada
akhirnya dewan Chaebol ini menjadi sebuah kekuatan ekonomi Korea Selatan yang
dapat menggempur kekuatan perusahaan kaliber dunia lain. Di sisi lain juga
mereka pada akhirnya membentuk merek kuat ekonomi baru Korea Selatan. Namun
pada akhirnya juga industry kecil yang akan berkembang di Korea Selatan akan
dicaplok oleh Chaebol ini sehingga iklim persaingan dalam negeri jadi tidak
sehat karena adanya monopoli.
Jika
dilihat perkembangan perusahaan keluarga di Indonesia sebenarnya banyak yang
cukup bertahan dan berkembang menjadi besar baik itu didukung (di back-up)
oleh pemerintah atau tidak mereka juga akan tetap bertahan. Faktor harga diri
keluarga besar mereka mungkin yang menjadi dorongan kuat bagaimanapun bentuk
kondisi eksternal bisnis yang tidak menentu, mereka akan tetap survive dengan
segala cara. Walaupun di satu sisi ada perusahaan keluarga yang punya link
kuat ke pemerintah dan menjadi besar itu cerita lain. Namun saya memberi
kesimpulan bahwa perusahaan keluarga di Indonesia itu bisa besar atau bertahan
saat sekarang ya dengan “cara” dan “tradisi” keluarga mereka sendiri-sendiri,
walaupun itu tanpa dukungan dari pemerintah sekalipun. Yang pasti perlu diingat
adalah kontribusi ekonomi Indonesia sebagian besar terbentuk dari perusahaan
keluarga.
case study matkul Manajemen perusahaan keluarga pascasarjana MM UII Jogjakarta
note : jika ingin menyadur sebagian atau secara keseluruhan bagian
artikel ini dipersilahkan namun harap mencantumkan nama saya (astawama) dan link
website saya. Terimakasih
1 comments:
mas @dede ariyanto iya makasih mas kunjungannya...menuju lokasi blognya mas Dede....hehehe
Post a Comment
Hai teman, gunakan nama dan URL kamu sehingga bisa saya link back lagi nanti, terimakasih