Thursday, August 28, 2014

Gara-gara Air Asia, nih!


diatas awan yang indah bersama AirAsia

Akhirnya aku keluar kandang bertemu kota impian

2012 tepatnya bulan Maret, itulah momen yang tidak akan aku lupakan sepanjang hidup. Pertama kali aku nyatakan “Okey…, aku harus keluar dan jelajah sebanyak mungkin negara!”. Aku tidak sendiri, bersama 4 orang teman kuliah lainnya sudah menyatakan siap graaak… untuk menjelajah penjuru negeri. Kami berlima bertekad dengan nekat tanpa ada pengalaman secuilpun tentang apa itu luar negeri.

latarbelakang salahsatu candi di Angkor Wat
        Persiapan sudah dilakukan seperti layaknya mau perang, pokoknya harus sehemat dan seefisien mungkin. Belajar bagaimana membuat itinerary (rancangan perjalanan) yang baik, padahal kami tidak paham sebelumnya apa itu itinerary. Sampai bagaimana menata barang bawaan di dalam satu tas backpacker isi 35 liter untuk 2 minggu perjalanan. Termasuk juga burung besi apa yang harus aku pilih untuk mengantarkan kami menuju kota-kota impian. Tidak tanggung-tanggung, 5 negara 6 kota impian jadi sasaran empuk penjelajahan kami. Kota cantik nan seksi Ho Chi Minh City, bergelut dengan nostalgia masa lalu di kota Siem Reap, eksotisme budaya Siam di kota Bangkok, Phuket yang menggoda, Singapore yang katanya “kota baik”, dan terakhir bersilaturahmi dengan satu rumpun di Kualalumpur.
            Sempat kami ingin mengurungkan niat menjelajah karena dalam mindset kami semua, hanya dua kata untuk penerbangan ke luar negeri yaitu mahal dan sangat mahal J. Namun kami terlalu sombong untuk mengambil kesimpulan seperti itu, ternyata AirAsia menyelamatkan ketamakan kami. Semua penerbangan akhirnya memakai maskapai “si merah” AirAsia. Mereka baik sekali memberi harga tiket yang cukup murah, per orang 3 jutaan rupiah hanya keluar dari kantong untuk 5x flight. Parah sekali! saudara-saudara sebangsa setanah air. Hanya AirAsia yang bisa begitu. Sampai saat ini pun aku selalu pilih AirAsia sebagai premier flight kemanapun aku tuju kaki ini melangkah. Entah sudah berapa kali penerbangan sejak 2012 dan selalu pakai mereka. 

berpose di dalam Grand Palace

     Perjalanan pertamaku ke luar negeri itupun menjadi sangat bermakna dan mendalam artinya. Karena konsep keluarlah dari zona nyaman bisa aku eksekusi. Pengalaman demi pengalaman aku dapatkan dan ada beberapa poin yang sampai saat ini aku jadikan hadiah indah pulang dari menjelajah, yaitu lebih bisa menghargai perbedaan, membudayakan tertib dan disiplin, dan makin cinta bangsa sendiri. Ya..., makin cinta bangsa sendiri, mengapa? karena setelah dibanding-bandingkan, ternyata kekayaan alam kita masih sangat hebat, pluralisme kita masih sangat kuat, dan bahkan kenyamanan bertempat tinggalpun Indonesia masih juaranya. Maka itu seperti lirik lagunya Ibu Sud, "walaupun banyak negeri kujalani yang mahsyur permai dikata orang...tetapi kampung dan rumahku, disanalah ku rasa senang...", kira-kira begitulah rasanya setelah menjelajah ke luar Indonesia. Tapi bukan berarti tidak mau menjelajah lagi keluar bersama AirAsia dong? yang pasti tidak ada kapok dalam otak saya, Gara-gara AirAsia, nih!


Bertelor satu buku

Berlanjut kisah dari keseruan menjelajah 6 kota impian itu, inspirasi selalu datang silih berganti. Mulai dari selalu pakai tema AirAsia sebagai bahan studi diskusi di kelas aku sewaktu masih berkutat di pascasarjana. Sampai pada akhirnya aku beranikan diri untuk menulis cerita perjalanan dalam bentuk sebuah buku. Ya, aku punya buku sendiri. Horeeyy…. *agak alay. “Rapid Traveler : … habiskan 2 minggu jelajah 5 negara ASEAN!”, itu judulnya. Semua perjalanan yang telah aku lalui selama 2 minggu bersama AirAsia tersebut aku torehkan dalam beribu-ribu ketikan keyboard desktop komputer aku dan menghasilkan segepok buku ber-cover warna biru *feeling blue. Memang pada awalnya susah untuk memulai, namun karena passion yang kuat, aku harus punya buku. 


buku yang membuatku merasa seksi :)

        Hampir semua buku tentang perjalanan di sebuah rak toko buku aku beli. Kesemuanya aku pilah-pilah konsep yang terbaik seperti apa menurutku untuk buku ini. Akhirnya dibuatlah mix concept antara travel guide dan travel memoar. Jadi, semua catatan perjalanan yang buruk dan indahnya terangkum jadi satu dengan guiding berisi itinerary dan referensi wisata di kota-kota impian tersebut. Jujur, mbak Trinity lah yang menjadi inspirasi saya menulis buku. Walaupun tidak setenar beliau dan buku ini tidak diproduksi secara massal karena bentuknya indie (bisa didapat di app getscoop atau dapurbuku.com), namun saya cukup merasa seksi mempunyai buku untuk memberikan inspirasi serupa bagi yang membacanya. Proses sampai menerbitkan buku itu seru sih, tidak kalah serunya terbang bersama flight attendant yang cantik dan ganteng berbaju merah-hitam khas AirAsia. Ya, lagi-lagi gara-gara AirAsia, nih!


Mencoba hoki di bisnis traveling

Masih dalam runtutan benang sutra yang sama, aku sering dijadikan tempat pelarian teman atau saudara untuk menguruskan perjalanan baik itu hanya sekedar pembelian tiket maupun booking hotel mereka. Berpikir dagang?, hmmm… sepertinya menarik jika aku memulai peruntunganku. Dengan desakan dari beberapa teman agar aku punya bisnis di bidang jasa traveling sendiri pada akhirnya mendorongku membuka usaha melalui website www.sukapiknik.com untuk layanan jasa piknik dari tiket pesawat sampai paket tur bahkan hanya sekedar konsultasi itinerary. 

salahsatu testimonial puas piknikers ^_^

         Usaha aku ini masih dirintis, seperti halnya di awal-awal AirAsia yang oleh Dato Sri Tony Fernandes beli dari perusahaan terdahulu dengan harga simbolik 1 RM. Lalu memulainya dengan semangat untuk menerbangkan semua orang, pada akhirnya menjadi sebesar dan segarang sekarang. Sampai mendapatkan penghargaan maskapai dengan penerbangan tarif rendah terbaik di dunia versi Skytrax. Berharap perusahaan mini ku ini akan bisa se-maxi AirAsia. Lagi-lagi AirAsia jadi inspirasi ku dalam mem-branding produk Sukapiknik yang simpel, hemat, dan seru. Yah… mirip-miriplah dengan AirAsia yang juga mempunyai budaya perusahaan yang fun dan pelayanan yang setulus hati. Sangat segaris dengan kalimat “Now, Everyone Can Fly!” dibawah logo mereka. Gara-gara AirAsia, nih! , hidupku bisa berbelok tajam seperti sekarang. Caiyoo… untuk AirAsia , selamat dan sukses untuk 10 tahunnya.

sedang menuju Jakarta untuk transit
dilanjutkan terbang ke HCMC Vietnam



*Tulisan ini dibuat untuk keikutsetaan pada Kompetisi Blog 10 tahun Indonesia AirAsia. Pemenang nantinya akan mendapatnya hadiah ke Nepal, Penang, atau Bali. Kamu tertarik? silahkan kunjungi AirAsia Indonesia 

baca juga : Bagaimana maskapai Low Cost Carrier sering menjual tiket murah? apakah aman terbang bersamanya?

3 comments:

salam kenal,

saya iwan.. meninggalkan sedikit komentar...

haha.. blog nya lucu, memancing senyuman di depan laptop.. :-0
wah enaknya travelling...

judul article ini bisa juga "Berkat AirAsia" ..

kalo ada jodoh, mudah2xan bisa ketemu di dalam pesawat airasia..

hahaha

wahhhh,,hadiahnya luar biasa,,haha
semoga sukses yahh lombanya :D

terimakasih untuk mas @iwan , @herbal atasi penyakit luka bekas caesar, dan mbak @cynthia chaniago , makasih sudah berkunjung dan menelorkan komentar di kolom ini...
untuk mas @iwan semoga kapan2 bertemu di pesawat menuju ke sebuah destinasi cantik, aamiin

Post a Comment

Hai teman, gunakan nama dan URL kamu sehingga bisa saya link back lagi nanti, terimakasih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

List rekomendasi