Tuesday, May 10, 2011

Google : The great company with the failed product "Google Buzz"

Sekilas tentang Google Inc.
Google mempunyai misi untuk memberikan pengalaman pencarian di Internet yang terbaik dengan mewujudkan informasi dunia yang mudah diakses dan bermanfaat. Google, pembuat mesin pencarian terbesar di dunia, menawarkan kecepatan, kemudahan pencarian informasi di internet. Dengan mengakses lebih dari 1.3 milyar halaman web, Google mengantarkan hasil yang relevan dengan semua pemakai di seluruh dunia kurang dari setengah detik. Sampai hari ini, Google telah merespon lebih dari 100 juta permintaan pencarian dalam sehari.
Dua mahasiswa Ph.D. dari Stanford, Larry Page dan Sergey Brin, mendirikan Google tahun 1998. Perusahaan pribadi itu mengumumkan pada bulan Juni 1999 bahwa perusahaan itu telah memiliki sumber pendanaan sebesar $25 juta. Sumber pendanaan perusahaan meliputi Kleiner Perkins Caufield & Byers dan Sequioa Capital. Google menyajikan layanan melalui situs publik miliknya, www.google.com. Perusahaan juga menawarkan solusi pencarian web secara co-branded untuk para penyedia informasi.

Google Buzz
Google Buzz yang diluncurkan awal 2010 lalu adalah sebuah produk inovasi besutan Google Inc. yang bermarkas di Silicon Valley, California, US. Buzz merupakan media jejaring sosial yang diintegrasikan dengan Gmail. Sama halnya dengan fitur jejaring sosial lainnya, pengguna dapat men-share foto, video, link, update status atau informasi. Sesama pengguna Buzz dapat saling menyapa, mengomentari status, dll. Google menyebutnya berbagi ide karena menyediakan fitur seperti pesan Twitter, tetapi tanpa batasan karakter. Selain itu, juga fitur update dari berbagai layanan yang sudah dipakai, seperti Twitter, Picasa, Flickr, dan Google Reader.
Layanan ini juga dapat diakses melalui smartphone, khususnya aplikasi khusus untuk Android, platform open source yang dikembangkan Google. Google Buzz juga diintegrasikan ke dalam layanan Google Maps sehingga aktivitas sesama pengguna bisa terlihat di peta. Dengan strategi yang diterapkan Google ini akan menjadi saingan terberat Twitter dan Facebook. 

Kenapa Google Buzz bisa dikatakan kurang berhasil diterima pasar?
Buzz yang dapat disinergikan dengan banyak laman seperti Google Maps, G-Mail, bahkan sampai android sekalipun tidak menjamin akan diterima pasar dengan baik. Ada beberapa kekurangan yang pada akhirnya mengaburkan visi Google yang berjiwa open source.
Buzz tidak berdiri sendiri/tidak berdomain sendiri dan hanya pemilik Gmail saja yang bisa mengakses fitur Buzz. Ini menjadikan nya sangat eksklusif.
Yang kedua, Buzz mungkin melalaikan satu hal yang namanya “Privacy policy”. Buzz dianggap melanggar privacy karena Gchat status yang seharusnya hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang diijinkan oleh pemilik akun, ternyata muncul secara otomatis pada feed Buzz orang-orang yang pernah berkirim email dengan pemilik akun yang juga menggunakan Buzz. Hal ini membuat pengguna kehilangan privasi pengguna yang tidak seharusnya dilanggar sendiri oleh Google. Untuk eksploitasi terhadap privacy ini Google dituntut melanggar privacy pada tanggal 16 Februari 2010, justru pada saat awal-awal launching. Google harus mengeluarkan dana penyelesaian sebesar US$ 8.5 juta.
Yang ketiga, Buzz terlihat seperti  inovasi hasil copy paste platform Facebook dan twitter, dan seperti tidak tersegmen dengan jelas. Hanya mengikuti trend bisnis tanpa membuat suatu gebrakan fenomenal tersendiri.
Dengan indikasi yang banyak terjadi kekurangan dan bugs tersebut, banyak pengguna Gmail merasa tidak nyaman dengan sistem yang berjalan di Buzz, dan sampai sekarang peminat dan pengguna  sampai tahun 2011 ini sangat sedikit dan jauh dari harapan sang CEO Eric Smidth untuk menyaingi raja jejaring sosial yang masih dipegang oleh Facebook.

Google sebelumnya juga sudah mengeluarkan produk jejaring sosial-nya tahun 2004 bernama Orkut, tapi hanya eksis di Brazil, dan sekarang sudah turun pamornya dan lagi-lagi karena orang lebih familier dengan Facebook dan Twitter. Sudah dua kali gagal dalam mencoba peruntungan di dunia jejaring sosial dan sepertinya memang inovasi Google untuk jejaring sosial tidak begitu hebat dibanding produk Google Earth atau Google adsense yang lebih berhasil. Dalam waktu dekat Google berniat untuk mengakuisi Twitter sebagai balas dendam nya karena tidak berhasil dalam mengembangkan produk bertema sosial networking. Setelah kegagalan kedua mereka, Google mencoba kembali meluncurkan Google Me! Apakah dapat sesuai dengan harapan menyaingi raksasa Facebook? Kita lihat saja nanti. (sumber:case study MK inovasi bisnis, astawama )

0 comments:

Post a Comment

Hai teman, gunakan nama dan URL kamu sehingga bisa saya link back lagi nanti, terimakasih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

List rekomendasi